Kunang-kunang menari menembus kabut
berputar-putar menyeruak menyibak kelam
rintik satu-satu menetes
di dingin batu pualam suci
sinar kunang merambah marwah
bayang semu senyum hadir
menumpang kereta kala pukul 23.00
akankah kau jumpai stasiun mimpi?
Tatapan itu masih mengiang
menjadi tiket mimpiku
tajam, penuh makna dan rasa, hingga aku luruh
berharap bersua di stasiun mimpi
Peluit t'lah menjerit
memekik seirama kabut
di antara rel dan peron yang membisu
aku tersuruk
sementara kunang-kunang masih menari
menembus kabut menyibak kelam
kuharap menerangi ruang rindu
hingga ke stasiun mimpi
No comments:
Post a Comment