Tik tik tik
hujan menderai diantara genting dan daun yang terlena. aku terpekur dalam kegundahan. kau yang jauh di sana entah mengerti apa yang aku rasakan. gerimis semakin menusuk pikiranku.
"Ran, Ran kau dimana Ran?"
Terhenyak aku, suara yang lembut perlahan bangunkan lamunanku.
"Ran, ingat Ran...., Intan bukan gadis satu-satunya di dunia ini Ran....!"
sembab yang kucoba tahan tak kuasa mencair diantara ujuang mataku perlahan menetes menyentuh sudut bibirku, kala kudengar nama itu kembali menyeruak dikedua telingaku.
"Ran..., makan dulu. Nanti keburu dingin..lho."
aku hanya terdiam, bayang itu kembali tersketsa diantara awan dan gerimis yang semakin mengiris.
maafkan aku Bu, kalau aku harus tetap terdiam, merenung dan membayangkan Dia yang pernah menempati bagian terindah dalam kepingan hati yang kini terluka.
No comments:
Post a Comment