Di bawah metafor-metafor langit kota yang mabuk
tarekh tua terpuruk di kaki abad yang mengangkang
tanah tumpah darah siapakah ini
yang terbungkuk dan berdebu
dikentuti anak-anak sejarah yang congkak dan angkuh
dan tak mau lagi mengusap air mata duka masa silam
dibalik metamorfosa zaman yang membusuk
peradaban adiluhung tersungkur di got-got kepalsuan
kemanakah si anak surau
ketika sihir-sihir kemayaan membutakan mata jiwa
dan menjelmakan malin kundang-malin kundang
yang menghamba harta dan kekuasaan
sebagai kemuliaan sosial baru
tataplah! tatap!, teater peradaban sosialmu kini
sipenuhi aktor-aktor mabuk retorika yang membingungkan
bicara kemakmuran pagebluk negeri melanda silih berganti
bicara keadilan yang ada kerusakan jiwa-jiwa
dan kini tinggal jerit wong cilik bersama mendekap nurani
No comments:
Post a Comment